Minggu, 14 Oktober 2012

Jerit Pibatin Kabirahian Manusa


Ka Alloh abdi nyalindung,
tina panggodana setan.
Kalayan Asma Nu Agung,
Alloh Anu Welas Asih.

1.     Ya Alloh Nu Maha Agung,
abdi sumujud babakti,
nunuhun gaduh paneda,
kalayan asmaning Gusti,
ngalimpudan jagat raya,
nu kawasa tanpa tanding,
tumut tunduk sadayana,
ka Alloh  Nu Welas Asih.

2.     Kamulyaan Anu Agung,
ngawonkeun sagala rupi,
Maha Kiat Nu Kawasa,
tumpur sugrining nu batil,
kakawasaan Pangeran,
ngungkulan sagala rupi,
maha-abadi Pangeran,
ancur lebur nu pandeuri.

3.     Asma Alloh Anu Agung,
ngalimpudan bumi langit,
elmu Alloh  tan wilangan,
ngawengku lahir jeung batin,
kauningana Pangeran,
ngalimpudan sagir kabir,
Nur Ilahi nu sumirat,
tingbaranyay tingkaretip.

4.     Ya cahaya hurung mancur,
nu teu awal henteu ahir,
nu awal heulaeun awal,
nu ahir ahireun ahir,
nu abadi salamina,
Nur Ilahi Maha Suci,
sim abdi sujud neneda,
neda rahmat asih Gusti,

5.     Neda ampun ka Nu Agung,
ku seueur dosa sim abdi,
dosa dijieun sorangan,
anu nyilakakeun diri,
anu ngareksak kurnia,
kurnia ka diri abdi,
abdi dolim ka sorangan,
dolim ka diri pribadi.

Do'a Meminta Anak Yang Sholeh/Sholehah

Setiap orang yang telah berumah tangga atau akan, pasti menginginkan si buah hati. Mungkin ada yang telah menanti bertahun-tahun, namun belum juga dikaruniai buah hati. Juga ada yang menginginkan agar anaknya menjadi sholeh. Maka perbanyaklah do’a akan hal tersebut. Banyak do’a yang telah dicontohkan dalam Al Qur’an dan Al Hadits. Di antaranya ada do’a yang berasal dari para Nabi ‘alaihimush sholaatu was salaam.
Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam berkata,
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
Robbi hablii minash shoolihiin” [Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh]”. (QS. Ash Shaffaat: 100). Ini adalah do’a yang bisa dipanjatkan untuk meminta keturunan, terutama keturunan yang sholeh. Dalam Zaadul Masiir (7/71), dijelaskan maksud ayat tersebut oleh Ibnul Jauzi rahimahullah, “Ya Rabbku, anugerahkanlah padaku anak yang sholeh yang nanti termasuk jajaran orang-orang yang sholeh.” Asy Syaukani rahimahullah mengatakan apa yang dikatakan oleh para pakar tafsir, “Ya Rabb, anugerahkanlah padaku anak yang sholeh yang termasuk jajaran orang-orang yang sholeh, yang bisa semakin menolongku taat pada-Mu”. Jadi yang namanya keturunan terutama yang sholeh bisa membantu seseorang semakin taat pada Allah.
Nabi Dzakariya ‘alaihis salaam berdo’a,
رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
“Robbi hab lii min ladunka dzurriyyatan thoyyibatan, innaka samii’ud du’aa’” [Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mengdengar doa] (QS. Ali Imron: 38). Maksud do’a ini kata Ibnu Katsir rahimahullah, “Ya Rabb anugerahkanlah padaku dari sisi-Mu keturunan yang thoyyib yaitu anak yang sholeh. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar do’a.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 3/54)
Seseorang yang telah dewasa dan menginjak usia 40 tahun memohon pada Allah,
رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Robbi awzi’nii an asy-kuro ni’matakallatii an’amta ‘alayya wa ‘ala walidayya wa an a’mala shoolihan tardhooh, wa ash-lihlii fii dzurriyatii, inni tubtu ilaika wa inni minal muslimiin” [Ya Rabbku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang berserah diri] (QS. Al Ahqof: 15). Do’a ini juga berisi permintaan kebaikan pada anak dan keturunan.
Ibadurrahman (hamba Allah Yang Maha Pengasih) berdo’a,
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Robbanaa hab lanaa min azwajinaa wa dzurriyatinaa qurrota a’yun waj’alnaa lil muttaqiina imaamaa” [Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami, isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa]. (QS. Al Furqon: 74)
Al Qurtubhi rahimahullah berkata,
ليس شيء أقر لعين المؤمن من أن يرى زوجته وأولاده مطيعين لله عز وجل.
Tidak ada sesuatu yang lebih menyejukkan mata seorang mukmin selain melihat istri dan keturunannya taat pada Allah ‘azza wa jalla.” Perkataan semacam ini juga dikatakan oleh Al Hasan Al Bashri. (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 10/333)
Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendo’akan anak Ummu Sulaim, yaitu Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhuma dengan do’a,
اللَّهُمَّ أَكْثِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ ، وَبَارِكْ لَهُ فِيمَا أَعْطَيْتَهُ
Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya, serta berkahilah apa yang engkau karuniakan padanya.” (HR. Bukhari no. 6334 dan Muslim no. 2480). Dari sini seseorang bisa berdo’a untuk meminta banyak keturunan yang sholeh pada Allah,
اللَّهُمَّ أكْثِرْ مَالِي، وَوَلَدِي، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أعْطَيْتَنِي
Allahumma ak-tsir maalii wa waladii, wa baarik lii fiimaa a’thoitanii“ (Ya Allah perbanyaklah harta dan anakku serta berkahilah karunia yang Engkau beri).”
Moga dengan lima do’a di atas, Allah menganugerahkan pada kita sekalian keturunan bagi yang belum dianugerahi dan dikaruniai anak-anak yang sholeh nan sholehah. Aamiin Yaa Samii’ud Du’aa’.

Senin, 08 Oktober 2012

Aksara Sunda Kanganga


Indonesia selain memiliki kekayaan yang melimpah ruah ditambah dengan keanekaragaman dan budaya beragam. Hampir semua suku di Indonesia memiliki bahasa daerahnya masing-masing, selain itu beberapa suku memiliki Aksara (tulisan) sendiri-sendiri, seperti suku jawa memiliki tulisan yang dikenal dengan Hanacaraka dan suku Sundapun memiliki aksara tersendiri yang disebut dengan Aksara Ngalagena. Selain memiliki Aksara sendiri, orang sunda masa lalu menggunakan beberapa aksara dari luar diantaranya aksara Arab Gundul (Melayu), Hanacaraka dari Jawa, aksara Sansekerta, dan lain-lain. Ini menunjukan bahwa orang Sunda terbuka dalam berbudaya.
Aksara ngalagena sekarang jarang dipakai, menurut catatan sejarah Aksara Ngalagena dipakai oleh orang Sunda dari abad ke -14 sampai abad ke- 18. Sekarang orang Sunda sendiri pun tidak tahu bagaimana menggunakan Aksara Ngalagena ini. Oleh karena itu saya sebagai orang Sunda memiliki kewajiban moral untuk tetap melestarikan budaya supaya tidak punah ditelan oleh Jaman
Aksara Sunda berjumlah 32 buah yang terdiri atas 7 aksara swara‘vokal mandiri’ (a, é, i, o, u, e, dan eu) dan 23 aksara ngalagena‘konsonan’ (ka-ga-nga, ca-ja-nya, ta-da-na, pa-ba-ma, ya-ra-la, wa-sa-ha, fa-va-qa-xa-za,). Aksara swara adalah tulisan yang melambangkan bunyi fonem vokal mandiri yang dapat berperan sebagai sebuah suku kata yang bisa menempati posisi awal, tengah maupun akhir sebuah kata. Sedangkan aksara ngalagena adalah tulisan yang secara silabis dianggap dapat melambangkan bunyi fonem konsonan dan dapat berperan sebagai sebuah kata maupun suku kata yang bisa menempati posisi awal, tengah maupun akhir sebuah kata. Jadi,aksara Sunda ini bersifat silabik, yakni tulisan yang dapat mewakilisebuah kata dan sukukata. download font aksara sunda Download Disini